Selasa, 14 April 2020

Kau Tahu Apa Perihal Rasa Luka ini?

Kau tahu apa perihal rasa luka ini?
Kau hanya bisa menggoreskan lalu bertindak seakan kau lah yang tergores disini.
Semua kau lempar kepadaku. Kesalahan, rasa sakit, penyesalan, dan juga sepi.
Kau tak sadar, goresan itu lagi-lagi tepat berada dititik luka yang sebelumnya hampir mengering.
Kau cabik lagi! Kau koyak lagi! seolah memberi tanda bahwa luka ini dilarang mengering.
Kau biarkan aku terlarut dalam nestapa saat sepi tanpa ragu menghapus ramaiku yang mulai perlina.
Kenangan yang dulu mulai usang dan segera hilang, kini kembali dalam wujud baru.
Wujud yang lebih kuat, hingga logikaku benar-benar lumpuh.
Jika disini aku yang bersalah, lantas mengapa aku juga yang merasakan luka?
Sedang kau? Terus saja melontarkan kata-kata yang tak sedap didengar, dengan nada-nada yang menyayat hati. Seolah kau saja yang punya hati, dan aku tidak.
Ku akui, ini memang salahku. Yang terlalu bebal dan sengaja abai dengan logika.
Salahku juga yang terlalu merasa nyaman dalam dekapmu yang kian lama kian menusuk.
Menikam aku yang sudah tak berdaya, membunuh realita yang harusnya aku terima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar