Minggu, 26 Januari 2020

Kau Penyebab Kepura-puraanku

Entah mengapa hari-hari terasa berat,
Cinta yang ku anggap udara bahkan membuat nafasku semakin tercekat.
Cinta yang ku anggap cahaya terang bahkan membuat malamku semakin gelap dan temaram.
Pijar berkilat dibola matanya yang perlahan tapi pasti menepikan kabut sepi sebuah hati, kini hanya menjadi sinar yang menyilaukan dan membutakan mata hatiku.

Jujur, sangat sulit melepas yang ada digenggaman dan menghanyutkannya bersama malam yang makin larut dan dingin.

Aku tak akan menjelaskan tentang rasa kesepian dan hal-hal yang sulit kamu mengerti.
Aku tak akan berkata rindu sebab kau akan menutup telinga dengan jemarimu rapat-rapat.

Ini aneh! Bagaimana bisa saat membuka matapun yang ku lihat hanya bayang-bayangmu?
Yang ku ingat hanya senyummu? yang ku impikan hanya jemarimu disetiap celah jemariku?

Terlalu sulit mengganti luka lama menjadi senyum bahagia. Jika mengingatmu saja tak pernah bisa membendung air mata.
Jika melihatmu dari jauh saja dadaku masih berdegup kencang.

Rangkulanmu yang begitu hangat selalu terlintas dikala malam saat insomnia menyerang dan mengurangi jam tidurku.
Senyummu yang lugu tapi manis itu masih bisa membuatku tertawa tanpa suara.

Jadi, bagaimana? Bisakah kau jelaskan fenomena macam apa ini? sehingga semua hal ku jalani dengan pura-pura. Entah senyum, entah bahagia, entah juga perasaan untukmu yang sudah ku buang jauh jauh. iya, itu semua bohong! Kau tahu pasti itu. Lalu, apakah kau tahu bagaimana caranya mengubah kepura-puraan itu menjadi sebuah hal yang nyata dan dirasa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar